Pengendalian Hama terpadu


Bab I
PENDAHULUAN
1.1.         Latar belakang

Pengendalian hama terpadu (PHT) sebagai kebijakan perlindungan tanaman telah diperkuat secara hukum dengan UU no 12 Tahun 1992 tentang system budidaya tanaman , PP no 6 tahun 1995 tentang perlindungan tanaman , inpres No 3 Tahun 1986 tentang peningkatan pengendalian hama Wereng Batang Coklat pada Tanaman Padi   dan keputusan mentri pertanian No 887/kpts/ot.210/9/97 (pedoman pengamatan Perlindungan tanaman Departemen pertanian 2008)

Pemusnahan Media pembawa Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) merupakan bagian dari Pelaksanaan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) yang direkomendasikan atas dasar hasil pengamatan Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan  (POPT) dan Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (POPTK)  yaitu untuk menekan sebaran OPT dan memotong siklus selanjutnya .
Dengan melihat latar belakang tersebut maka petugas perlu mengetahui dan memahami Tata cara Pemusnahan media pembawa OPT secara utuh.

1.2.          Identifikasi masalah
Untuk menekan sebaran OPT (Tunggro) dengan cara Pemusnahan secara selektif atau eradikasi selektif
Petani sebagai pelaku usaha tani/pemilik lahan usaha tani agar dapat Melakukan pemusnahan media pembawa OPT yang direkomendir serta dibimbing oleh POPT/POPTK


1.3.         tujuan
Petugas mengetahui tata cara pemusnahan media pembawa OPT Tungro secara epektif dan akurat, Petugas mau dan mampu melakukan pembimbingan teknik pemusnahan media pembawa OPT .


















Bab II
BAHAN DAN METODA

2.1. Waktu dan Tempat
                        Pelaksanaan kegiatan pemusnahan media pembawa OPT adalah pada saat menunjukan gejala serangan yang  berasumsi bakal menyebar kepertanaman yang terancam (belum terserang)
2.2.  Metoda pengamatan
2.2.1  Untuk menentukan langkah-langkah pemusnahan perlu adanya pengamatan dengan Metode pengambilan contoh sebagaimana acuan pada petunjuk pedoman pengamatan dan pelaporan perlindungan tanaman pangan 2008
                     Pengamatan dilakukan dengan pengambilan contoh pada hamparan yang dicurigai , yang diamati 3 (tiga )petak contoh yang terletak pada perpotongan garis diagonal (A), dan perpotongan- perpotongan garis diagonal tersebut (B dan C) diambil 10 ()sepuluh rumpun tanaman contoh secara diagonal acak sistematis yang dimulai pada rumpun ke 5(lima)  dengan interval 5 langkah
       
  Gambar
 





2.2.2 Penilaian kerusakan
                    Penilaian kerusakan pada tanaman padi yang di akibatkan oleh virus  
        tungro dapat di katagorikan kerusakan mutlak maka menggunakan rumus    
        yang digunakan  adalah  sebagaimana dalam buku (Pedoman   Pengamatan     
        dan pelaporan perlindungan  Tanaman  Departemen  Pertanian 2008 )
                            
                             a
                      l =            X 100 %  
                           a + b
                        Keterangan  :
                        l  = Intensitas serangan
a = Banyaknya contoh (daun, pucuk,binga, buah,malai, gabah,tunas,    tanaman,Rumpun/bagian tanaman) yang rusak mutlak atau dianggap  rusak mutlak
                        b = banyaknya contoh yang tidak rusak (tidak menunjukan gejala serangan)

2.3   Alat dan Bahan
                        Alat bahan yang digunakan : Jaring serangga, Plastik  gula 2,5 Kg,Hand counter dan Calkulator
2.4    pelaksanaan
              Petugas melakukan  Pengamatan /diagnose OPT dilapang berdasarkan gejala yang dapat diamati secara Visual adalah dengan melihat bentuk gejala pada tanaman mulai dari daun batang dan akar

Bab lll
PEMBAHASAN
               Berdasarkan hasil pengamatan (Data terlampir) bahwa keadaan serangan Tungro menunjukan serangan diatas 12 (dua belas) % dan populasi Wereng Hijau sebagai vector virus tersebut, menunjukan  rata-rata 5 (ekor ) per rumpun  pada umur tanaman 45 Hari setelah tanam (Hst),varietas Ciherang (peka penyakit Tungro), dianggap terancam seluas 25 Ha.  Tanaman  yang terserang  merupakan sumber inokulum dari pada OPT tungro.  
               Jika tidak dilakukan pemusnahan inokulum (tanaman terserang)  akan menyebar  ketanaman lain yang masih sehat/terancam, yang penyebarannya melaui vector  wereng hjau (Nephotettix virescens).untuk itu perlu adanya perlakuan pemusnahan media tersebut dengan cara pencabutan tanaman terserang dan sekaligus pembenaman, serta perlakuan aplikasi pestisida spesipik untuk pengendalian Wereng hijau(Nephotettix virescens) sebagai vector (pembawa penyakit) virus tungro tersebut.
Pemusnahan  media pembawa OPT dilakuan di tinjau dari  jenis OPT yang sekiranya dapat menyebar ke daerah yang masih sehat (terancam ) sepertihalnya penyakit Tungro, Kerdil Rumput dan kerdil hampa yang menyerang tanaman padi  , virus keriting pada cabe , virus krupuk pada kacang-kacangan  dan yang lainya yang sekiranya dapat menyebar ketaman lain baik melalui vector, Angin, air, benih ataupun hewan lain bahkan manusia itu sendiri maka perlu dilakukan.
Petugas terkait (POPT) mau membimbing petani agar mereka  mampu membuat pertimbangan dalam melakukan pemusnahan media pembawa OPT serta memahami teknik pemusnahan media pembawa OPT dengan baik dan benar jika di lihat dari aspek teknik mudah dilaksanakan,  secara ekonomi murah dan menguntungkan, tidak menimbulkan keresahan pada masyarakat (petani khususnya)  serta dilihat dari  aspek lingkungan bahwa keberadaan organisme yang menguntungkan terjaga kelestarianya.

Bab lV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan.
4.1.1. Rekomendasi untuk menentukan pemusnahan media pembawa OPT atas dasar Hasil pengamatan POPT ,
4.1.2. Perlakuan Pemusnahan media pembawa OPT harus dilihat jenis OPTnya, Varietas, Umur tanaman, biaya dan cara pemusnahan itu sendiri.
 4.1.3. Petugas terkait (POPT) mau membimbing petani agar mereka  mau dan mampu membuat pertimbangan dalam melakukan pemusnahan media pembawa OPT

4.2. Saran
        4.2.1  Pemusnahan dilakukan berdasarkan hasil pengamatan dan Rekomendasi POPT
        4.2.2    Untuk melakukan pemusnahan media pembawa OPT, perlu dilihat dari jenis tanaman, varietas, umur tanaman, waktu dan teknis atau cara yang akan digunakan sesuai jenis Organisme penggangu tumbuhan yang menjadi masalahnya.
          
Disampaikan PADA RAPAT KOORDINASI PERSIAPAN PENCAPAIAN PRODUKSI SEREALIA 2012 dalam rangka  PENANGGULANGAN OPT  DI LAPANGAN
Tidak ada komentar

Tidak ada komentar :

Posting Komentar